Rumah Desa Sehat (RDS) Kecamatan Ngasem Menjajaki Kemungkinan Kerjasama dengan Prodi Psikologi Islam IAIN Kediri

Selasa, 27 Februari 2024, Prodi Psikologi Islam IAIN Kediri mendapat kunjungan dari Rumah Desa Sehat (RDS) Kecamatan Ngasem. RDS ini terdiri dari kumpulan perangkat desa dan pihak-pihak yang peduli dengan kesehatan di tingkat desa. Sehingga di Kecamatan Ngasem total ada 12 RDS yang berdiri. RDS ini sendiri juga mandat dari pemerintah pusat, yang merupakan kerjasama dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT) serta Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Pertemuan tersebut dihadiri oleh 6 orang: Ibu Arry Wahyu Pangestuti (Sekretaris Desa Ngasem), Ibu dr. Ria Romatul Karimah (Kepala UPTD Puskesmas Ngasem), Ibu Agustin (Bidan Desa Doko sekaligus PJ Upaya Kesehatan Masyarakat/ UKM), Bapak Buyung Wicaksono (Kepala Desa Paron), Bapak Abdul Kamid (Kepala Desa Kwadungan), dan Bapak Widodo (Ahli Gizi Puskesmas Ngasem). Sedangkan dari prodi sendiri ditemui oleh salah satu dosen, Ibu Fatma Puri Sayekti. Diskusi santai berlangsung selama dua jam di Laboratorium Psikologi.

Inti dari pembicaraan adalah RDS menjajaki kemungkinan untuk bekerjasama dengan psikolog dan ilmuwan psikologi dalam penanganan beberapa kasus di Kecamatan Ngasem. Beberapa masalah yang menjadi keresahan tim RDS antara lain banyaknya remaja yang melakukan seks bebas, hamil di luar nikah, pernikahan dini, perceraian dini, bayi stunting, percobaan bunuh diri, pencurian, hingga Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). Selama ini RDS telah berupaya dengan sumber daya yang ada, tetapi dirasa belum maksimal. Pertemuan-pertemuan yang digelar di desa, seperti Posyandu Remaja, justru tidak dihadiri oleh mereka yang “berkasus”, sehingga nyaris tidak tampak efeknya.

Bentuk kerjasama yang diharapkan misalnya dalam bentuk penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Seperti pengiriman mahasiswa Praktik Pengalaman Lapangan (PPL), Kuliah Kerja Nyata (KKN), pendampingan psikologis bagi remaja bermasalah, penelitian, dan seterusnya. RDS menyadari selama ini Kecamatan Ngasem bukan wilayah yang cukup seksi untuk menjadi tempat KKN, karena lokasinya yang tengah kota, bukan pelosok. Namun justru masalah sosial yang banyak, bukan masalah ekonomi ataupun kemiskinan. RDS telah bekerjasama dengan kampus kesehatan di Kediri, seperti Unair, IIK, Udinus, Unik. Sehingga kali ini mereka ingin mengajak berkolaborasi IAIN Kediri yang memiliki prodi Psikologi.

Menurut Fatma, bagi Prodi Psikologi Islam sendiri, ada potensi untuk mengadakan MoU dengan RDS dengan kegiatan-kegiatan yang disepakati bersama. Asesmen lapangan juga diperlukan sebelum menentukan desain intervensi yang paling cocok. Sedangkan penentuan lokasi KKN yang bukan merupakan wilayan kewenangan prodi, akan diteruskan ke Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IAIN Kediri. Terakhir, langkah ini juga akan dimulai dengan mini lokakarya lintas sektor yang akan dilaksanakan Rabu, 6 Maret 2024 di Sekretariat Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kecamatan Ngasem.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *