Pada Jumat, 24 Januari 2025, empat dosen Program Studi Psikologi IAIN Kediri mengikuti “International Seminar and National Leadership Forum : APA in Indonesia 2025” yang bertempat di Hotel Bumi Surabaya City & Resort. Keempat dosen tersebut adalah Imron Muzakki selaku Kepala Laboratorium Psikologi, Fatma Puri Sayekti selaku Ketua Himpsi Cabang Kediri Raya, Hanis Ribut Makasara selaku tim psikolog laboratorium, dan Arisa Rahmawati Zakyah selaku Pengelola Jurnal Happines IAIN Kediri (Sinta 4).

Kegiatan ini menghadirkan langsung tiga pembicara internasional dari American Psychological Association (APA), yang mana asosiasi Psikologi dunia ini tentu sudah sering kita dengar. Yaitu Arthur C. Evans Jr., Ph.D. (Chief Executive Officer APA), Debra M. Kawahara, Ph.D. (2025 President of APA), dan Amanda Clinton (APA Senior Director for International Affairs and 2021-2024 IUPsyS Treasurer). Acara dibuka oleh Andik Matulessy (Ketua HIMPSI Pusat, sekaligus penyelenggara). Tema yang diangkat adalah “The Future of Psychology: How Psychological Science and Practice Contribute in Building the Nation” dengan tiga topik utama: Menggunakan Teknologi AI dalam Penilaian Psikologis dan Target Intervensi, Spesialisasi Pendidikan dan Pelayanan Psikologi, serta Mengubah Laporan Kasus menjadi Artikel Ilmiah dan Mengelola Publikasi.
Bertindak sebagai moderator adalah Endang Surjaningrum dan Rahkman Ardi. Keduanya adalah dosen Psikologi Universitas Airlangga sekaligus pengurus Himpsi.

Secara singkat, Arthur menyampaikan presentasi berjudul “The Critical Intersection of Technology/ AI and Psychology“. Menurutnya, teknologi/ kecerdasan buatan berpengaruh pada peran serta pekerjaan psikolog, dan begitu juga sebaliknya. Kebijakan APA terhadap AI dan Psikologi, yang diadopsi dari APA’s Council of Representatives, Agustus 2024, memprioritaskan tiga domain: membentuk dampak sosial dari AI, menggunakan AI untuk mempromosikan kesehatan dan kesejahteraan, serta mengidentifikasi etika dan privasi yang berkaitan dengan AI.
Selanjutnya, Debra membahas “U.S. Psychology Specialties, Subspecialties, and Proficiencies: An Overview“. Ia menjelaskan tentang praktik pendidikan setelah doktoral di Amerika Serikat. Ada yang namanya pendidikan spesialis, subspesialis, dan keahlian. Empat domain spesialisasi: a) landasan ilmiah inti dari Psikologi, b) landasan profesional dasar, c) pengetahuan ilmiah dan teoritis tingkat lanjut yang relevan dengan spesialisasi, dan d) Aplikasi profesional tingkat lanjut dari pengetahuan ini melalui prosedur dan teknik yang divalidasi untuk digunakan dengan masalah, populasi, dan lingkungan yang khusus untuk spesialisasi tersebut.
Sedangkan tiga domain dari subspesialisasi: a) berada dalam setidaknya satu spesialisasi (induk) yang diakui, b) memerlukan pendidikan, pelatihan, dan/ atau pengalaman profesional tambahan, dan c) melibatkan masalah, populasi, dan/atau pendekatan terbatas yang spesifik.

Pembicara ketiga, Amanda, membawakan materi berjudul “Translating Psychological Science to Policy“. Ia menceritakan mandat dalam Kongres ke-114 pemerintah Amerika Serikat tahun 2015, yaitu S.1945. Sebuah RUU untuk menyediakan layanan psikiatris, psikologis, dan suportif yang dibutuhkan bagi individu dengan penyakit mental dan keluarga yang mengalami krisis kesehatan mental, dan untuk tujuan lain. Di dalamnya ada integrasi dari berbagai keilmuan untuk mencapai tujuan tersebut. Collaborative Care Model menyatakan bahwa perawatan kesehatan individu haruslah melibatkan aspek biologis, psikologis, dan sosiokultural. Dalam sebuah studi jangka panjang, menunjukkan bahwa perawatan kolaboratif akan menghemat lebih banyak uang daripada hanya perawatan kesehatan fisik saja. Dan tentunya penemuan-penemuan ini dapat menjadi penelitian menarik yang dapat dilakukan para psikolog dan ilmuwan psikologi ke depan.

Terakhir, keikutsertaan dosen Prodi Psikologi IAIN Kediri ini merupakan bentuk partisipasi untuk membuka wawasan baru dan pengetahuan tentang praktik psikologi di dunia, khususnya Amerika. Acara ini juga sebagai ajang memperluas jaringan antar ilmuwan Psikologi, baik nasional maupun internasional. Semoga dapat menjadi inspirasi untuk terus belajar dan meningkatkan kompetensi, karena Psikologi terus berkembang.
Penulis: Elga Ignazha
Editor: Fatma Puri S.